Terkait Harga Benih Bawang Merah yang Tinggi, Ini Jawaban Kementan

By Admin


nusakini.com - Jakarta - Terkait adanya keluhan petani tentang tingginya harga benih bawang merah di Kabupaten Brebes dan Cirebon, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktur Pembenihan Hortikutura Sri Wijayanti Yusuf menjelaskan bahwa pada setiap puncak musim tanam, setiap tahun kedua sentra bawang tersebut menghadapi persoalan sama yang terus berulang. 

Menurut Sri, para petani bawang merah pada kedua sentra tersebut pastilah sangat paham bila pada bulan puncak musim tanam maka harga benih akan merangkak naik. “Di Kabupaten Brebes dan Cirebon, 90% petani memiliki kebiasaan menyimpan benih untuk keperluannya sendiri yang berasal dari musim tanam sebelumnya”, ujar Sri di Jakarta, Senin (25/4/2016).

Apalagi di kedua sentra tersebut, kata Sri, para petani menanam bawang merah merupakan kebiasaan turun-temurun dan sudah sangat paham tentang siklus kebutuhan benih bawang merah.

Selanjutnya Sri menambahkan, benih bawang merah berbentuk umbi harus disimpan 1,5-2 bulan untuk mematahkan dormansinya. Hal inilah yang kadang-kadang membuat petani tidak tahan dan tergiur harga bawang merah konsumsi yang mahal, sehingga menjual calon benih yang dimilikinya.

“Harga benih bawang merah biasanya maksimal 1,5 kali harga bawang merah konsumsi karena susut bobot selama di gudang sekitar 25% biaya penyimpanan serta pemeliharaan selama di gudang” kata Sri.

Menurut Sri, sejak 5 tahun lalu Kementan sebenarnya telah mulai memperkenalkan benih bawang merah biji. Namun untuk mengubah kebiasaan petani yang selama ini menanam benih bawang jenis umbi membutuhkan waktu yang panjang..

“Ini karena persemaian benih biji membutuhkan waktu 6 minggu yang kemudian ditanam selama dua bulan”, kata Sri.

Sebenarnya, lanjut Sri, menanam bawang merah jenis biji menjadikan usaha tani lebih murah karena hanya membutuhkan 4 kg benih untuk pertanaman 1 hektar dengan harga benih 6 juta per hektar. Dibandingkan dengan benih umbi yang kebutuhannya mencapai 1,2 ton untuk 1 hektar sehingga dengan harga Rp 35.000/kg maka biaya benih per hektar mencapai Rp.42.000.000.

Sebagaimana diketahui biaya benih umbi mencapai 50% dari biaya usaha tani, sehingga bila menggunakan benih biji maka biaya usaha tani menjadi lebih murah yang akan berdampak pada bawang merah konsumsi yang juga akan lebih murah.

Untuk mengatasi harga benih yang mahal pada bulan musim tanam, menurut Sri, pihak Kementan telah menumbuhkan penangkar benih disemua serta bawang merah. “Hal ini untuk membuat semua sentra bawang merah menjadi mandiri benih dan mengurangi ketergantungan benih dari Kabupaten Brebes, Cirebon dan sentra lain di Jawa”, ujar Sri (mk)